Saturday, December 9, 2006

Citarum Meluap Lagi

BANDUNG,
Hujan deras Kamis (7/12) siang hingga Jumat (8/12) dini hari di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya, mengakibatkan sejumlah daerah di Kec. Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot Kab. Bandung terendam luapan air Sungai Citarum. Akibatnya, projek normalisasi dan pengerukan Sungai Citarum sudah empat hari terhenti.
DUA warga memindahkan lemari dari rumahnya yang terendam air di Kampung Bojong Citepus, Kel. Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, Kab. Bandung, Jumat (8/12). Meski telah dibangun dam pengendali banjir di wilayah ini, debit air Sungai Citarum yang tinggi tak mampu dikendalikan karena kedua pompanya belum berfungsi dengan baik.*M. GELORA SAPTA/"PR"

Luapan Sungai Citarum juga mengakibatkan meluapnya anak Sungai Citarum di Muara Kali Cipanya, Kampung Malayu RT 07 RW 18 Desa Mekar Rahayu Kec. Margaasih Kab. Bandung. Luapan air tersebut, telah memakan korban tewas seorang anak berusia 15 tahun bernama Zaenal Nugara, warga Kampung Babakan Tengah RT 05 RW 18 Desa Mekar Rahayu Kec. Margaasih Kabupaten Bandung.

Menurut Kapolsek Margaasih, AKP Syarif Hidayat, peristiwa itu terjadi Jumat (8/12) pukul 14.30 WIB. Saat itu, korban sedang berenang di pinggir muara Kali Cipanya bersama adiknya bernama Ahmad (10). Namun tiba-tiba air meluap dan korban yang berada agak ke tengah terbawa arus. Saat itu korban sempat ditarik tangannya oleh Ahmad, namun kemudian lepas kembali.

Melihat kakaknya terbawa arus, Ahmad langsung lari menuju rumahnya dan menginformasikan kepada orang tuanya. Mendengar kejadian itu, ayah korban, Enu (50) bersama warga sekitar langsung menuju lokasi untuk melakukan pencarian.

Pencarian pun terus dilakukan dengan memakai peralatan seadanya. Setelah memakan waktu kurang lebih 1,5 jam, korban baru ditemukan sekitar pukul 16.00 WIB dalam keadaan tidak bernyawa. Jenazahnya saat itu juga diangkat dan langsung dibawa ke rumah orang tua korban.

Terendam

Sementara itu, sejumlah rumah penduduk dekat aliran Sungai Citarum di Kec. Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot yang selama ini merupakan langganan banjir setiap musim hujan, Jumat (8/12) mulai terendam. "Meskipun hujan di sini kecil, karena hujan di Kota Bandung sepanjang hari kemarin cukup deras, membuat Sungai Citarum meluap dan air masuk ke perkampungan," ujar Aat (55) warga Kampung Jambatan RT 01 RW 09, Kel. Andir, Kec. Baleendah Kab. Bandung.

Menurut Aat yang juga Ketua RT 01, air mulai menggenang dan masuk perkampungan di RW 09 yang terdiri dari 5 RT dan sekira 125 kepala keluarga (KK) sekira pukul 1.00 WIB Jumat (8/12). Awalnya, Kali Andir dan Cisangkuy yang bermuara di Sungai Citarum yang meluap, menjelang pukul 3.00 WIB air terus meninggi masuk ke rumah warga hingga mencapai 1 meter akibat luapan dari Sungai Citarum.

Meluapnya Sungai Citarum, Jumat dini hari kemarin juga dialami sekira 350 KK di 5 RT di Kampung Ciputat RT 13, Kel. Andir, Kec. Baleendah Kab. Bandung. Kondisi paling parah dialami warga di RT 1 hingga RT 5 dengan ketinggian air bervariasi antara 80 hingga 100 cm. Luapan Sungai Citarum dapat diantisipasi setelah warga membendung Sungai Ciputat yang membelah perkampungan.

Meluapnya Sungai Citarum, dini hari kemarin juga dialami warga di Desa Bojongsari dan Desa Bojongsoang di Kec. Bojongsoang Kab. Bandung.

Di Kec. Dayeuhkolot, luapan Sungai Citarum merendam sejumlah rumah di Kampung Balero RW 08, dan Kampung Bojongasih, Desa/Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung.

Sementara itu M. Rohendi, Koordinator Keamanan dan Penanggung Jawab Lapangan, projek normalisasi Sungai Citarum , mengatakan, akibat meluapnya Sungai Citarum, upaya normalisasi dan pengerukan otomatis terhenti. "Alat pengeruk long arm dengan panjang 5 meter saja sulit difungsikan karena derasnya dan tingginya air," ujarnya.

No comments: